Kenapa Bisa Disebut Lubang Buaya
Lebih dari 61 persen responden yakin pemerintah bisa selesaikan isu kesehatan ekonomi.
Kenapa bisa disebut lubang buaya. Kesempatan dapat blt umkm rp 24 juta masih dibuka ini cara dan syaratnya. Tahukah kenapa dinamakan lubang buaya. Banyak korban yang disiksa bahkan sampai meninggal dan jenazah tersebut dibuang ke dalam sumur tua yang bernama lubang buaya. Mereka yang selanjutnya disebut pahlawan.
Jadi tidak ada sangkut pautnya nama lubang buaya dengan tragedi tersebut. Mereka semua dibawa ke daerah lubang buaya jakarta timur dan jasadnya dibuang ke sebuang lubang sumur kecil yang disebut sebagai sumur lubang buaya. Lokasi yang menjadi tempat pembuangan 7 jenderal revolusi banyak masyarakat yang mengira nama lubang buaya diambil dari nama sumur maut yang menjadi tempat pembuangan jenazah para pahlawan revolusi. Di lokasi itulah 6 perwira tinggi dan 1 perwira menengah tni ad dibunuh dan dibuang di sumur berdiameter 75 sentimeter dengan kedalaman 12 meter.
Mereka yang percaya ini datang ke sumur ini menjelang musim hujan. Ketujuh pahlawan revolusi tersebut adalah. Senin 30 september 2019 1240. Mungkin banyak yang bertanya dan penasaran kenapa tempat tersebut dinamakan lubang buaya dan apa ada hubungannya dengan hewan buaya.
Menurut warga sekitar bahwa tempat tersebut lebih banyak didiami oleh masyarakat asal cirebon. Dan mereka percaya bahwa dia ini benar keturunan datuk banjir. Yusuf bisa jadi menceritakan legenda ini kepada penduduk sekitar lubang buaya. Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para pahlawan revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara republik indonesia pancasila dari ancaman ideologi komunis.
Lain dari itu terdapat beberapa objek lain di monumen pancasila sakti yang bisa dilihat contohnya saja seperti rumah penyiksaan di rumah ini dulunya digunakan untuk menyiksa para pahlawan yang membela ideologi pancasila. Dilansir dari berbagai nama tempat di kawasan cipayung jakarta timur itu memang sudah lama disebut lubang buaya jauh sebelum peristiwa 30 september 1965.